Semalam di Singapore
Kawan, saya ingin berkisah
kepadamu,
bahwa
sejak saya
ada kontak
bisinis trade di Singapore, maka saya
mempunyai kesempatan berkunjung ke
Singapore. Tapi minatku ini, apabila saya ke
Singapore, saya selalu memilih rute Jakarta,
Bandara Seokarno Hatta, di Cengkareng ke
Hang Nadim, ke Batam. Dan dari Batam saya
naik ferry ke Singapore, dan apabila saya
kembali ke Jakarta, maka saya kembali naik
pesawat dari Batam ke Jakarta.
Kira-kira sebelum sebulan dan seminggu
datangnya bulan Ramadhan pada tahun 2013,
saya berkesempatan ke Singapore, seperti
biasa, saya mendapatkan tiket Citilink untuk
Batam di kantor travel, di Tebet Jakarta
Selatan. Lalu pada keesokan harinya, kurang
lebih dua jam saya sudah di Hang Nadim, dan
setiba di Nagoya, saya memutuskan
menginap di Batam, hotel Holiday, yang di
sisinya diapit oleh Macdonald dan KFC, kedai
makanan cepat saji. Dan di seberang hotel itu,
ada Masjid yang besar, dan pada saat tiba,
saya sempat melakukan kewajiban saya
Shalat Jum’at dan selanjutnya saya sudah
berjalan-jalan di pinggir ruko dan saya melihat
toko-toko tersebut menjual barang bermerek
seperti Mont Blanc, Hugo, Polo, J.L.O dan
lainnya, sangat mudah kita temui di toko-toko
di pinggir jalan tersebut. Tentang harganya
yang sangat murah tentu bisa dipastikan
bahwa itu adalah palsu. Dan mengenai
makanan, seperti seafood, saya mendapatkan
dengan harga Rp. 25.000 per porsi. Saya
kembali ke hotel dan mengumpulkan energi
untuk keberangkatanku ke Singapore besok
paginya.
Pada hari itu, kebetulan akhir pekan, maka
saya melihat pelancong ramai yang hendak
menyeberang ke Singapore. Mereka bersama
dengan keluarga tapi ada juga yang berangkat
sendiri. Setelah pemeriksaan pasporku beres
di Batam Centre, saya lansung naik ferry. Dan
sekitar sejam lagi, saya sampai di Pearl
Harbour Singapore. Kemudian apa yang saya
dapat dari perjalanan ini? Saya mendapat
undangan dari seorang business women yang
berasal dari Indonesia, tapi dia stand by di
Singapore karena dia bekerja di Singapore,
dan meminta saya untuk dibawakan sampel
produk makanan dari Indonesia. Kami akan
dengan pelabuhan ferry tersebut. Kita bisa
berjalan kaki di plasa itu. Tapi itulah
Singapore, meskipun di paspor saya sudah
ada stamped Singapore pada perjalananku
yang lalu, mereka tetap menanyaiku di ruang
pemeriksaan. Setiap saya ke Singapore, saya
selalu sukses masuk ke negaranya.
Selesai diperiksa saya pun pertanyakan ke
petugasnya yang di luar ruangan alasan yang
diberikan juga belum jelas, dia hanya
menjelaskan bahwa saya punyai kemiripan
nama dengan orang melayu. Wuih, jelas gak
matching, alias gak nyambung dan sedikit
penjelasan saya dapatkan dari seorang teman
memberikan penjelasan di Feri ketika kami
akan kembali ke Batam. Menurutnya, petugas
Singapore selalu men-check up nama yang
tidak mempunyai nama bin. Jadi sebaiknya
paspor kita mencantumkan bin atau nama
keluarga. Meskipun itu, saya belum
menemukan hubungan sebab akibat.
Saya bertemu dengan rekan bisnis di Vevo
Plasa dan kira-kira setengah jam, dan
selebihnya saya bisa meluangkan waktu itu
berkunjung ke tempat plesir. Di Singapore,
apa ya? Orchad atau jalan bugis sudah biasa
kujalani dan itu hampir sama saja di jalan
Sudirman, di pusat kota Jakarta. Saya
dianjurkan untuk ke Universal Studio, di
Sentosa Island. Dan tempatnya tidak jauh dari
Pearl Harbour. Saya menggunakan angkutan
MRT dari Vevo Plasa ke tempat tersebut. Di
tempat ini, kita bisa melihat pemandangan
yang lokasinya mirip film seperti Jurrasic Park,
atau Zombie dan lain-lainnya. Kalau
pengunjung senang, bisa saja berfoto
bersama dengan artis-artis Hollywood yang
biasanya ada di lokasi tersebut pada saat itu.
Sungguh kita harus kagum dengan kejelian
negeri Singapore, untuk memperkaya
pemasukan industri pariwisata, negara ini
telah mengkreasi sebuah lokasi yang mirip di
Hollywood. Setiap hari, pengunjung selalu
ramai mengunjunginya. Dan di sisi tempat
makanan melayu. Ramailah dan segala ragam
Setelah berpusing-pusing (berjalan-jalan)
selama tiga jam di dalam Universal Studios,
saya memutuskan menginap di Batam
kembali. Untuk informasi bahwa biaya ke
Singapore dari batam adalah sekitar Rp.
200.000 double ways, pulang balik. Dan
apabila kita kembali ke Batam, dan melalui
Pearl Harbour, kita harus membayar sekitar
S$ 25 per-orang dan itu adalah duty. Dan saya
belum tahu biaya flight Jakarta lansung
Singapore, mungkin lebih murah, tapi saya
selalu lebih senang menempuh rute Jakarta ke
Batam, Singapore lalu kembali menempuh
rute itu kembali, dengan alasan saya bisa
melihat panorama kampung atau kota yang saya lalaui.
Komentar
Posting Komentar